pukul 01.43 WIB
Gempa kembali mengguncang wilayah Indonesia. Dini hari ini, Jumat (12/2/2010) gempa berkekuatan 6,6 skala richter (SR) mengguncang pulau Bali.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mencatat gempa terjadi pada pukul 01.43 WIB dengan kedalaman 10 kilometer. Gempa ini berpusat di titik 10.11 Lintang Selatan - 113.85 Bujur Timur 210 km barat daya Nusa Dua Bali.
Namun, gempa ini menurut BMKG tidak menimbulkan potensi tsunami.
pukul 03.46 WIB.
Gempa kembali mengguncang wilayah Indonesia. Dini hari tadi, gempa bumi terjadi di Ternate, Maluku Utara.
Gempa berkekuatan 5,6 Skala Richter (SR), tercatat terjadi sekira pukul 03.46 WIB.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kamis (11/2/2010), gempa tersebut terjadi di kedalaman 20 kilometer dan berpusat di perairan Selat Manado.
Posisi gempa berada di 113 km Barat Laut Ternate, 140 km Tenggara Bitung, 178 km Tenggara Manado, 218 km Barat Laut Labuha. BMKG juga tidak memprediksi adanya potensi tsunami.
Gempa 5,2 Skala Richter Dirasakan Di Wonosari dan Sekitarnya
Kamis, 28 Januari 2010 | 10:11 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta -Gempa bumi kembali melanda Wonosari, Jawa tengah dan sekitarnya. Gempa pertama terjadi pada Kamis (28/1) dinihari pukul 03.39 WIB dengan kekuatan 5,2 Skala Richter. Sedangkan gempa susulan terjadi sembilan menit kemudian dengan kekuatan 2,6 Skala Ricter.
Pusat gempa berada di Samudera Indonesia pada kedalaman 17 km, pada 8.96 LS - 110.89 BT. Gempa tersebut sangat terasa di Wonosari, Yogyakarta, Pacitan dan sekitarnya mencapai II-III MMI (Modified Mercalli Intensity)
"Gempa tersebut akibat patahan Indoaustralia yang bergerak dan bertabrakan dengan patahan Eurasia, namun tidak menimbulkan tsunami karena berada jauh di Samudera Indonesia," kata Kepala Stasiun Geofisika Yogyakarta, Budi Waluyo, Kamis (28/1).
Hingga saat ini belum ada laporan tentang kerusakan yang diakibatkan oleh gempa tersebut. Masyarakat diminta tidak termakan oleh isu akan terjadinya gempa yang lebih besar. Sebab terjadinya gempa tidak bisa diprediksi sebelumnya.
Menurut keterangan Sekretaris Badan Kesbangpolinmas BP (Kesatuan Bangsa, Politik, Perlindungan Masyarakat dan Penanggulangan Bencana) Gunungkidul, Budiharjo efek gempa sangat terasa, namun sampai berita ini ditulis, belum ada laporan kerusakan dari warga.
Ia pun menghimbau warga di tiga kecamatan yaitu kecamatan Patuk, Playen dan Nglipar agar waspada karena tiga kecamatan tersebut merupakan rawan gempa. "Selain tiga kecamatan itu, kecamatan Ngawen, Gedangsari, Semin dan Ponjong termasuk rawan longsor," kata Budiharjo.
Ia menambahkan, pemerintah kabupaten Gunungkidul telah menyiapkan dana sebesar Rp 1 miliar untuk biaya tak terduga bencana. Selain itu juga disiapkan dana sebesar Rp 105 juta untuk bantuan kerusakan ringan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten Gunungkidul 2010.
MUH SYAIFULLAH -
http://www.tempointeraktif.com/hg/nu...221919,id.htmlSebelumnya, gempa berkekuatan 5,5 SR mengguncang kawasan Timor Leste. Pada Rabu 27 Januari malam, kawasan Sulawesi Utara juga diguncan gempa berkekuatan 5,0 SR.
GEMPA MANOKWARI Gambar di samping menunjukkan kondisi tektonik Papua. Sesar Sorong di Papua ini yang menyebabkan gempa pada tanggal 4 Januari 2009 yang lalu. Data BMG menyebutkan kekuatan gempa 7.9 SR (kedalaman 48 km) dan 7.6 SR (kedalaman 10 km). Kedua gempa ini berselang tidak lebih dari 3 jam.
Sedangkan data USGS menyebutkan 7.4 SR dengan kedalaman 38 km.
Berikut ini summary dari USGS
The magnitude 7.4 Papua, Indonesia earthquake of January 3, 2009, 22:33 UTC, occurred as a result of thrust faulting on a plate-boundary along the northwest coast of the island of New Guinea. Eastern Indonesia is characterized by complex tectonics in which motions of numerous small plates are accommodating large-scale convergence between the Australia, Pacific, and Eurasia plates. In broad-scale plate-tectonic models that do not subdivide continent sized plates into smaller plates, the location of today’s earthquake would be on the boundary of the Pacific and Australia plates. The Pacific plate (located north and northeast of the epicenter) is moving southwest with respect to the Australia plate (located south of the epicenter) with a velocity of about 112 mm/year at the epicenter of the earthquake, and the focal-mechanism of today’s earthquake is broadly consistent with Pacific plate lithosphere being subducted beneath Australia plate lithosphere. The subduction zone along the northwest coast of New Guinea is characterized by an offshore oceanic trench, the New Guinea trench, but teleseismically recorded earthquake hypocenters do not show a well-developed inclined seismic zone (a Wadati-Benioff zone) dipping south-southwest from the trench.
The earthquake of January 3, 2009, 22:33 UTC, occurred about 400 km west of the magnitude 8.2 earthquake of February 17, 1996. The 1996 earthquake produced a tsunami that was destructive on the island of Biak. At least 108 people were killed by the 1996 earthquake and associated tsunami.
The magnitude 7.4 earthquake of January 3, 2009, 22:33 UTC, had the same focal-mechanism as the magnitude 7.6 shock of the same date, 19:43 UTC, and was located about 70 km east of the earlier shock. It was almost certainly triggered by the earlier earthquake. Seismologists sometimes refer to a pair of similarly sized shocks that occur at nearly the same time and location as an earthquake “doublet.”
Berikut ini animasi pembentukan Sesar Sorong. Di bagian kanan atas terdapat angka yang menunjukkan umur dalam satuan ‘juta tahun yang lalu’. Dari animasi ini kita mengetahui bahwa daerah Papua memang memiliki kondisi tektonik yang rumit dengan sesar-sesar yang sangat aktif.
Sumber animasi dari blog Dongeng Geologi
Animasi tektonik ini dibuat Oleh Robert Hall tahun 2001. Professor Robert Hall adalah Director of the SE Asia Research Group, Degree Programme Co-ordinator MSci Environmental Geology di Royal Halloway, University of London, Inggris.
Sumber : http://yudi81.wordpress.com/2009/01/07/pembentukan-sesar-sorong/
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Indonesia terus diguncang gempa. Hari ini (Minggu, 10/1), dua gempa mengguncang Indonesia: Tasikmalaya dan Gorontalo.
Tasikmalaya diguncang gempa dengan kekuatan 5,4 skala Richter pada pukul 07.25 WIB. Sedangkan Gorontalo diguncang dengan kekuatan yang sama pada pukul 15.09 WIB.
Selama bulan Januari 2010 ini, berdasarkan data yang dihimpun Rakyat Merdeka Online dari situs Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sudah ada 8 gempa yang mengguncang Indonesia, termasuk gempa Tasikmalaya dan gempa Gorontalo. Enam gempa lainnya, yaitu;
- 2 Januari 2010 pukul 01:14 WIB, gempa berkekuatan 5.3 SR dengan kedalaman 142 Km mengguncanga Barat Laut Saumlaki-Maluku.
- 3 Januari 2010 pukul 21:13 WIB, gempa berkekuatan 5.5 SR dengan kedalaman 90 Km mengguncang Barat Laut Jayapura-Papua.
- 5 Januari 2010 pukul 04:28 WIB, gempa berkekuatan 5.0 SR dengan kedalaman 517 Km mengguncang Timur Laut Ruteng-NTT.
- 5 Januari 2010 pukul 21:36 WIB, gempa berkekuatan 5.2 SR dengan kedalaman 10 Km mengguncang Tenggara Poso-Sulawesi Tengah.
- 8 Januari 2010 pukul 15:15 WIB, gempa berkekuatan 5.1 SR dengan kedalaman 10 Km mengguncang Timur Laut Palu-Sulawesi Tengah.
-8 Januari 2010 pukul 19:55 WIB, gempa berkekuatan 5.4 SR dengan kedalaman 61 Km mengguncang Barat Laut Ternate-Maluku Utara.
5 Gempa terjadi dalam 1 Hari
Minggu, 25 Oktober 2009
Pukul 04.04 WIT - -09.25 WIB
5 Gempa yang terjadi hari ini di duga efek dari Gempa yang terjadi di yang mengguncang Saumlaki, Maluku dengan kekuatan 7,3 Skala Richter (SR).
Gempa 5,2 skala Richter menguncang Sulawesi Utara, Ahad, sekitar pukul 09.25 WIB atau pukul 10.25 WIT. Pusat gempa di 2.34 Lintang Utara-125 Bujur Timur pada kedalaman 10 kilometer, sekitar 106 kilometer timur laut Bitung, Sulut.
Hari ini gempa tak hanya mengguncang Sulut. Sekitar pukul 08.50 WIB, gempa 5,0 SR juga mengguncang Sumatra Barat. Pusat gempa di 1.58 Lintang Selatan - 99.43 Bujur Timur, kedalaman 13 kilometer, sekitar 69 kilometer tenggara Siberut, Mentawai, Sumbar.
Hampir sejam sebelumnya gempa 5,3 SR mengguncang Tual, Maluku, sekitar pukul 07.35 WIB atau sekitar 09.35 WIT. Pusat gempa di 6.69 LS-131.87 BT, kedalaman 39 KM, sekitar 151 KM baratdaya Tua.
Gempa lebih besar lagi yakni 5,5 SR juga mengguncang Nusa Tenggara Timur, sekitar 04.04 WIB. Pusat gempa di 10.1 LS-118.75 BT, kedalaman 23 KM, sekitar 174 KM km baratdaya Waingapu, NTT. Sebelumnya terjadi gempa 6,1 SR juga di wilayah yang sama.
MetroTV.com7,3 Skala Richter (SR) mengguncang Saumlaki, Maluku,
Sabtu, 24 Oktober 2009
pukul 21.40 WIB
Gempa bumi tektonik berkekuatan 7,3 Skala Richter (SR) mengguncang Saumlaki, Maluku, tepatnya 209 km barat laut kawasan itu dan berpotensi tsunami Sabtu malam (24/10). "Posisi gempa ada di 6.23 lintang selatan dan 13.060 bujur timur atau sekitar 209 km barat laut Saumlaki. Gempa berada di kedalaman 165 km bawah laut," kata petugas informasi gempa BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), Hendra Rachman.
Hendra mengatakan, getaran gempa dirasakan mulai pukul 21.40 WIB. Hendra menambahkan, pelaporan dari lokasi kejadian agak sulit karena keterbatasan alat komunikasi ke sejumlah kawasan di daerah itu.
Peringatan tsunami yang sempat dikeluarkan dari BMKG kemudian dicabut sekitar pukul 22.15 WIB.
Getaran gempa juga dirasakan warga Kota Sorong dan Manokwari, Provinsi Papua.
Kota Saumlakai di Kepulauan Yamdena, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, sudah dua kali dilanda gempa bumi selama Oktober ini, demikian Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ambon, Irwan Slamet di Ambon, Minggu.
Gempa pertama terjadi pada 16 Oktober 2009 dengan kekuatan getaran 5,5 Skala Richter. Seminggu kemudian pada Sabtu malam 24 Oktober 2009, gempa bumi serupa mengguncang Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, dengan kekuatan lebih dahsyat 7,3 SR.
Melihat lokasi gempa yang cukup jauh dari daratan Kota Saumlaki dengan kedalaman di atas 100 km, gempa tektonik ini tidak berpotensi trunami dan kalau pun ada sangat kecil. (sam/ant - www.esqmagazine.com)
Sabtu, 24 Oktober 2009
pukul 10.09 WIB
.
Informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sabtu (24/10/2009), gempa berada di koordinat 7.47 Lintang Selatan dan 106.36 Bujur Timur dengan kedalaman 20 kilometer di bawah permukaan laut.Sampai saat ini belum ada laporan dampak gempa tersebut.
Kembali terjadi Gempa dengan kekuatan 6,4 SR
(Selang 17 Hari setelah Gempa di Padang Pariaman)
17 Oktober 2009
Pukul 16:52 WIB
Gempa berkekuatan 6,4 Skala Richter terasa di beberapa daerah di Lampung dan Banten pada Jumat pukul 16:52 WIB. demikian data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Menurut BMKG, pusat gempa ada di beberapa tempat yakni 42 kilometer Barat Laut Ujung Kulon , 128 km Barat Daya Kalianda , 137 km Barat Daya Merak (Banten), 151 km Barat Daya Tanjung Karang (Lampung) dan 186 km Barat Daya Metro (Lampung).
Gempa yang berpusat di Ujung Kulon terasa di Jakarta pada III-IV Modified Mercally Intensity (MMI), Ujung Kulon IV-V MMI, Sukabumi III-IV MMI, Banten III-IV MMI, Cisarua III-IV MMI dan Depok II-III MMI.
Sebelum Gempa yang terjadi di Ujung Kulon ini, terjadi juga gempa di wilayah maluku dengan kekuatan 5,5 SR tepatnya di posisi 7,8 Lintang Selatan - 129,53 Bujur Timur atau sekitar 200 Km arah barat Kota Saumlaki dan 14 Km arah barat Pulau-Pulau Babar.
Gempa 7,6 SR Padang Pariaman Sumatera Barat
Rabu, 30 September 2009
pukul 17.16.09 WIB
Gempa yang terjadi di Sumatera Barat ini terjadi pada 30 september 2009. ini merupakan berita duka di akhir Bulan untuk Bangsaku Indonesia.
Informasi dari Badan Klimatologi, Meteorologi dan Geofisika, gempa 7,6 SR itu terjadi pada pukul 17.16.09 WIB, Rabu, 30 September 2009.
Gempa terjadi di lokasi 0.84 Lintang Selatan dan 99.65 Bujur Timur . Pusat gempa berada di arah 57 kilometer barat daya Pariaman dengan kedalaman 71 Km.
dan pada Pukul 17.38 WIB terjadi kembali gempa susulan dengan kekuatan 6,2 Skala Richter. gemba susulan ini terjadi lebih dekat yaitu pada 22 kilometer Barat Daya Pariaman dengan kedalaman 110 km.
saat ini keadaan kota padang lumpuh total dan Kepala Penanggulangan Krisis Depkes Rustam S Pakaya mengatakan, "kerusakan Gempa ini mungkin seperti Aceh atau pun jogja"
bagaimana pun ini adalah bencana yang harus kita terima dan menurutku ini bukan merupakan pengalaman ataupun Hikmah lagi bagi Bangsa Indonesia. karena ini telah terjadi berkali-kali hingga menimbulkan banyak korban jiwa. Kita tidak usah mencari siapa yang bertanggung jawab seperti yang di katakan para Media sekarang..... "Pak, siap yang bertanggu jawab!!!Pak, siap yang bertanggu jawab tentang kejadian ini???"
Lebih baik kita menyalahkan diri kita masing-masing, sudah kah kita mencintai alam??? apa mungkin Tuhan memberikan cobaan hingga menimbulkan korban jiwa??? ini urusan kita dengan Alam, bukan Tuhan dengan kita...
mulai hari ini aku akan membuat catatan kecil di blog ku tentang Bencana alam yang terjadi di Negara ku ini. siapa tau ini bisa di jadikan pelajaran tentang arti kehidupan saling mencintai antara Alam dan Kita.
Selengkapnya...