Konon Jerman kalah sebab kaisarnya, Wilhelm Hohensolern, tidak mau tertawa. Ia memilih tampak angker di depan public, walau sebetulnya bias terbahak-bahak di kamar mandinya. Para dictator umumnya tak mau tertawa, sedang kaum democrat kebanyakan gemar tertawa. Mantan Presiden AS, Franklin D. Rossevelt selalu tertawa di depan public. Tertawa dianggapnya bermanfaat bagi dirinya maupun rakyatnya, yang bahagia melihat presidennya rajin tertawa.
Tersenyum adalah langkah mudah dan murah untuk menjadi sehat. Dan ternyata senyum tidak hanya mendatangkan ketenangan diri, tapi juga membuat damai orang lain. Orang yang selalu stress, umumnya sulit untuk tersenyum, walau mungkin bias tertawa kalau melihat hal lucu. Mereka selalu nampak tegang dan tidak memancarkan rona kebahagiaan. Padahal senyuman bisa mengubah keadaan atau meredakan kemarahan.
Tersenyum dan tertawa akan membuat perasaan bahagia menjalar ke seluruh tubuh, sesuai dengan teory facial feedback hypothesis yang dikemukakan beberapa ahli di AS. Menurut penelitian Laird dan kawan-kawan., tersenyum menghasilkan kebahagiaan. Para responden mengaku merasa lebih bahagia ketika melakukan gerakan tersenyum, dan merasa tertekan ketika mengernyitkan dahi.
Peneliti lainnya, Darwin dan Hodkinson menjelaskan tentang terapi senyum. Diungkapkan ketika seseorang tersenyum dan tertawa, otot zygomatic mayor akan bergerak. Otot ini menarik sudut bibir ke atas sampai tulang pipi, akibatnya aliran darah ke otak meningkat sehingga semua sel dan jaringan tubuh menerima oksigen, lalu menumbuhkan perasaan lepas, segar, dan bahagia. Sebaliknya, gerakan akibat ekspresi sedih dan tertekan menyebabkan darah kekurangan oksigen sehingga seseorang akan merasa depresi dan tidak bahagia.
Untuk tersenyum diperlukan koordinasi 26 macam otot yang ada di wajah, sedangkan untuk merengut dibutuhkan pengerutan 62 macam otot. Jadi, saat , merengut ada 62 otot di wajah kita yang dikencangkan, sedang waktu tersenyum 26 otot di wajah kita yang dikendurkan. Sehingga wajar kalau tersenyum itu menyehatkan.
Sudah lama kita mengenal slogan ‘tertawa itu sehat’, dan ‘tertawa adalah obat terbaik’. Karena tertawa atau tersenyum membutuhkan suasana bersyukur. Sehingga senyum mampu menyehatkan pikiran, membahagiakan jiwa, dan akhirnya memberi kesejahteraan pada tubuh.
Menurut penelitian Dr. Lee Berk dan Dr. Stanley Tan dari Universitas Loma Linda California USA, tertawa dapat menurunkan tekanan darah tinggi, mengurangi hormon stress dan meningkatkan kelenturan otot. Bahkan tertawa mendorong fungsi kekebalan tubuh dengan cara meningkatkan sel T yang melawan infeksi dan sel B untuk memerangi penyakit.
Tertawa juga membangun kembali ekspresi wajah murung. Oleh sebab itu ketika tertawa, tubuh menjadi lebih tenang, lebih kendur, lebih mampu meredam pedih perih kehidupan, pengusir stress batin. Maka tak salah kalau ada yang mengatakan, tertawa adalah obat panjang umur. Bahkan tertawa sampai terpingkal-pingkal, sampai perut terguncang-guncang mampu melatih otot-otot jantung, paru-paru, pundak, perut, sekat rongga badan dan tungkai.
Selain mengocok perut tertawa juga mampu memacu pompa jantung dan paru-paru. Aliran darah lebih deras sampai keujung-ujung tubuh.orang modereen yang pola hidupnya kurang gerak, aliran darahnya tak mencapai bagian-bagian tubuh paling panjang. Tertawa menambah aliran darah kolateral tubuh, layaknya berolah raga.
Dr. willian fry, ahli jantung AS, menganjurkan orang agar doyan tertawa, sebab tertawa memberikan reaksi yang dalam satu menit tertawa memberi 40 menit relaksasi yang dalam. Seratus kali tertawa memberi 10 menit rasa riang gembira.
Tertawa membawa nikmat, dengan tertawa kita jadi mampu mensyukuri nikmat kesehatan. Tertawa menjadikan kita senantiasa berbahagia dan selalu bersyukur pada-Nya.
NasSirun Purwokartun